"Ku tak bisa
menggapaimu, tak kan pernah bisa. Walau sudah letih aku, kan mungkin lepas
lagi. Kau hanya mimpi bagiku. Tak untuk jadi nyata. Dan sgala rasa buatmu,
harus padam dan berakhir."
Sunyi. Sang mentari masih
tertidur lelap di ufuk timur. Semburat jingga fajar belum terlihat menghias
cakrawala. Malamku yang gelap kian kelam menyelimuti kalbu. Dalam kabut
nestapa, jiwaku meringkuk tanpa asa. Aku
tertatih mencoba berdiri. namun ragaku terhempas dan terjatuh lagi. Tiada
cahaya bintang yang menyongsong langkahku. Tiada sinar bulan menerangi jalanku.
Binar mataku hanya memandang nanar jauh ke dalam lorong gelap nan berdebu.
Mencoba mencari setitik cahaya tuk menyusun puing - puing asa.
Di tengah lelah dan
resahku, bayang itu tiba - tiba datang. Bayanganmu yang gagah dengan senyum
terlukis di wajah. Engkau melangkah pelan menghampiriku. Membawa secercah
harapan yang bahkan tak pernah terpikirkan olehku. Harapanmu bagai siluet dalam
kelam jiwaku. Kau mampu mengubah segalanya dalam sekejap. Jiwaku yang hampa
kini tlah bertabur cinta. Hatiku yang kosong kini kembali mengecap bahagia.
Engkau datang bagai malaikat yang membawa alunan pelangi kehidupan untukku.
Binar indah matamu menjelma menjadi bintang dalam angkasaku. Manis senyum
lembutmu mengubah semua nestapa menjadi anugerah terindah yang tak
terungkapkan. Aku mampu berlari dan tak pernah takut terjatuh karena kau selalu
di sisiku.
Namun....mengapa kini
semuanya sirna? Kau pergi tanpa kata.
Bahkan tanpa derap langkah untuk dapat kukenang. Semuanya hilang tanpa
bekas. Hanya hati dan jiwaku yang akan mengingat namamu. Menyimpan kenangan
kita. Kenangan yang mungkin tlah kau singkirkan dari hati dan hidupmu. Aku
memang bukan putri yang pantas dipinang sang pangeran, namun aku punya hati
yang tahu arti kehilangan dan rasa sakit. Aku memang bukan bintang yang pantas
menemani sang bulan, tapi aku punya sinar yang tak semudah itu dapat redupkan.
Kau datang bagai matahari dengan kemilau sinar indahnya, namun...juga
menghilang secepat kilat yang menerpa cakrawala. Kini, ku haya dapat
mengenangmu, sebagai mimpi terindah dalam hidupku. Mimpi yang suatu saat nanti
mungkin menjelma menjadi sayatan luka hati yang akan menorehkan namamu.
0 Comments:
Posting Komentar